Aktivis Lingkungan Kecewa Hasil Konferensi

Tanggal :	17 Dec 2007
Sumber :	VHR Media

Prakarsa Rakyat,
17 Desember 2007 - 15:54 WIB

Rosmi Julitasari S

VHRmedia.com, Jakarta - Konferensi Perubahan Iklim di Bali yang ditutup 15 Desember lalu berakhir dengan kesepakatan mengurangi emisi gas karbon dalam dua tahun ke depan. Namun, aktivis lingkungan kecewa karena kesepakatan itu tidak memperlihatkan tujuan jelas.

Sebelumnya delegasi Amerika Serikat yang dipimpin Paula Dobriansky menolak untuk menyepakati rencana tersebut, tetap dengan dalih pengurangan emisi gas karbon bukan hanya tanggung jawab negara maju. Delegasi ini kemudian mengubah pendirian dan menyatakan menyetujui kesepakatan tersebut hanya lima menit setelah menyatakan penolakan. Meski demikian, AS tetap menolak mengurangi emisi gas karbon 25 persen hingga 40 persen sebelum tahun 2020.

Keputusan tersebut mengecewakan bagi berbagai aktivis lingkungan hidup. "Kesepakatan tersebut sangat mengecewakan. Konferensi ini gagal memberikan tujuan yang jelas," kata Tony Juniper, Director Friends of the Earth, seperti diberitakan situs timeonline.co.uk, Senin (17/12).

Belakangan Paula Dobriansky mengatakan kepada The Sunday Times bahwa delegasi AS mengubah pendirian setelah mendengarkan pendapat delegasi Brasil dan Afrika Selatan, yang menerima bahwa negara berkembang juga harus mengurangi emisi gas karbon mereka.

Pertemuan dua minggu di Bali tersebut bertujuan menghasilkan landasan untuk mengganti Protokol Kyoto yang akan habis masa berlakunya tahun 2012. Namun, Bali Action Plan sebagai hasil pertemuan tersebut hanya menghasilkan komitmen tidak mengikat. Padahal, Uni Eropa menginginkan ada perjanjian yang mengikat dalam pengurangan gas emisi, usul yang ditolak keras AS.

Hasil Konferensi Perubahan Iklim Bali akan dibawa pada pertemuan April tahun depan yang kemudian disimpulkan dalam konferensi di Copenhagen, Denmark, pada 2009. Diharapkan dalam konferensi tersebut seluruh negara mencapai kesepakatan menandatangani sistem emisi global. (E4)