Selasa, 25 Desember 2007

SEDIMENTASI CITARUMMENGKHAWATIRKAN

Pikiran Rakyat (01 March 2007)

Tingkat sedimentasi (pengendapan) Sungai Citarum saat ini mencapai tahap meng^ khawatirkan. Rencana pemangkasan Curug Jompong hanya akan menambah laju sedimentasi di wilayah hilir dan mengubah struktur ekologi alami yang ada.

Demikian dikatakan Chay Asdak, peneliti Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran pada Lokakarya Tepung Lawung III Pelestarian DAS Citarum Hulu di Gedung Mohammad Toha Kompleks Perkantoran Pemkab Bandung di Soreang, Kab. Bandung, Rabu (28/2). Menurut dia, berdasarkan data hingga tahun 2003 laju sedimentasi Sungai Citarum di mulut Waduk Saguling mencapai 4 juta meter kubik/tahun. Tingginya laju sedimentasi ini akan berpengaruh pada listrik di sejumlah PLTA yang bersumber dari aliran Sungai Citarum.

Data yang ditunjukkan Chay bersumber dari data PT PLN Unit Pembangkit Saguling tahun 2004. Tingkat sedimentasi yang mencapai 4 juta meter kubik/tahun terjadi sejak 1988/1989 dan berlanjut hingga 2004.
"Tingginya laju sedimentas
i ini merupakan tanda tingginya degradasi sumber daya lahan dan air di wilayah hulu Citarum. Rencana pemangkasan Curug Jompong cenderung lebih pada pendekatan projek tanpa melihat pengaruhnya pada aspek ekologis yang ada," kata Chay. Menurut dia, laju sedimentasi Sungai Citarum akan jauh lebih tinggi jika Curug Jompong dipangkas.

"Tindakan pelurusan meander (kelokan) sungai termasuk pemangkasan air terjun (curug) sudah ditinggalkan di Amerika dan Eropa. Masa kita malah melakukannya," kata Chay. Solusinya, pembuatan tanggul di wilayah banjir akan lebih efektif dan ramah lingkungan dibandingkan harus memangkas Curug Jompong. Atau, dilakukan relokasi bagi masyarakat yang sering terkena banjir.
Penanaman pohon Chay juga mengajak semua pi
hak untuk melihat persoalan rusaknya hulu DAS Citarum secara menyeluruh. Selama ini, kata dia, banyak kalangantermasuk pemerintahselalu mengedepankan upaya penanaman pohon. Namun, data menunjukkan bahwa keberhasilan program GNRHL (Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan) ataupun GRLK (Gerakan Rehabilitasi Lahan Kritis) ternyata tak signifikan di lapangan.

"Pendekatan lain yang harus dilakukan yakni sistem insentif. Maksudnya, pemerintah sudah seharusnya memberikan insentif kepada masyarakat yang telah berkontribusi menanami kembali hutan atau lahan yang terdegradasi," kata Chay.
Bentuk insentif itu yang harus, dirumuskan, apakah berupa uang atau bentuk lain yang menguntungkan masyarakat.
Pendekatan serupa telah dilakukan dalam sistem CDM (Cle
an Development Mechanism) yang telah diberlakukan secara global, yang memberikan insentif bagi pihak-pihak yang telah menjaga kelestarian lingkungan dan berperan dalam menahan laju perubahan iklim.

Perubahan paradigma ini, kata Chay, sudah layak dicermati mengingat makin bergesernya budaya di tengah masyarakat. Ia'mengajak pemerintah yang s'elama ini telah mengeluarkan biaya besar untuk penanaman pohon, juga nienyisihkan sebagian dananya untuk insentif tersebut.

Getar Berseka

Lokakarya kemarin mengambil tema "Hulu Menanam, Hilir Peduli" yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran bekerja sama dengan Pemkab Bandung, PT Indonesia Power, dan Masyarakat Cinta Citarum (MCC).

Direktur PT Indonesia Power, Abimanyu Suyoso mengatakan, pihaknya sangat berkepentingan dalam upaya pelestarian hulu DAS Citarum ini karena berkaitan langsung dengan listrik yang dihasilkan dari aliran sungai tersebut.

Sementara itu, Bupati Bandung Obar Sobarna mengatakan, sudah saatnya semua pihak berpikir untuk kelestarian Sungai Citarum. Rencananya, pada HUT Kab/Bandung 20 April mendatang, juga akan dikukuhkan program "Getar Berseka" (geulis, lestari, bersih, sehat, kayungyuri) yang beranggotakan semua kalangan yang berkepentingan dengan Citarum.

Curug Jompong Sementara itu, ketika ditemui usai menemui keluarga korban .JMP Levina I di Kel. Karang'melcar Kec. CimahTItengah, Gubernur Jawa Barat Danny Setiawan menyatakan, belum tentu Curug Jompong akan dipangkas. "Ada pendapat, jika Curug Jompong dipangkas akan menurunkan debit air di Citarum sehingga tidak lagi meluap. Namun, ada juga yang berpendapat sebaliknya. Nanti saya akan ctear-kan, mana pendapat yang paling benar untuk diterapkan di DAS Citarum," ucap Danny

1 komentar:

Amisha mengatakan...


Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut