Kamis, 20 Desember 2007

Banjir "Cileuncang" Sergap Kota Bandung

BANDUNG, (PR).-
Lagi-lagi banjir cileuncang menyergap Kota Bandung, Minggu (20/11). Hujan deras yang turun sejak sore menyebabkan genangan air di beberapa ruas jalan. Bahkan, kondisi tersebut sempat mengakibatkan arus lalu lintas macet.


PENGENDARA sepeda motor mencoba menerobos genangan air dari luapan Sungai Citarip di Jln. Kopo saat terjadi hujan deras, Minggu (20/11). Hujan yang mengguyur Kota Bandung sepanjang sore menyebabkan terjadinya banjir "cileuncang" di sejumlah tempat.*ANDRI GURNITA/"PR"

Dari pantauan "PR", di bilangan Jln. Kopo terutama di dekat pintu ke luar Terminal Leuwipanjang misalnya, terjadi genangan air sepanjang 25 meter badan jalan dengan kedalaman sekira 50 cm. Meski demikian, beberapa kendaraan terutama roda empat masih dapat melewati ruas jalan tersebut.

Namun, tidak sedikit pula kendaraan yang langsung berbalik arah untuk menghindari genangan air tersebut. Akibatnya, ruas jalan di Jln. Kopo ini bertambah padat. Selain itu, banyak pula bus dan angkutan umum yang keluar dari Terminal Leuwipanjang melalui jalan tersebut.

Sedangkan, para pengendara motor umumnya tidak memaksakan diri untuk melewati genangan air di Jln Kopo. Ketika hujan mulai turun deras, para pengendara motor ini lebih memilih untuk berteduh dan menunggu hujan mulai reda. "Kalau saya paksakan motor lewat genangan, pasti mesin motor langsung mati. Jadi, saya akan mengambil jalan alternatif lain," ujar, Joko seorang pengendara motor.

Beberapa motor ada yang memaksakan melewati jalan itu, sehingga banyak yang mogok. Bahkan, ada sebuah mobil yang tiba-tiba saja mogok setelah melewati genangan air tersebut. Akibatnya, mobil mogok itu didorong warga sekitar, karena sempat menghambat laju kendaraan yang berada di belakangnya.

Banjir cileuncang pun terjadi di Jln. Margacinta, belokan Bunga Bakung, persimpangan Jln. Soekarno Hatta-Jln. Moh. Toha, Jln. Soekarno Hatta (depan Hotel Lingga), Jln. Soekarno Hatta (dekat persimpangan Jln. Leuwipanjang), dll.

Di Jln. Margacinta, banjir cileuncang setinggi lutut, menyebabkan kemacetan cukup panjang. Para pengendara terpaksa menerobos genangan air tersebut, karena tidak ada pilihan jalan lain. Akibatnya, beberapa sepeda motor mogok.

Sementara itu, di persimpangan Jln. Soekarno Hatta-Moh. Toha, banjir cileuncang terjadi karena meluapnya air dari selokan. Air berlumpur bercampur sampah memenuhi badan jalan. Kendati lampu pengatur lintas menunjukkan warna hijau, para pengendara terpaksa melambatkan laju kendaraannya karena takut dengan genangan air yang mengalir cukup deras.

Berbeda dengan arus lalu lintas di beberapa ruas jalan utama lain seperti Jln. Gardujati, Jln. Pasirkoja, Jln. Pasirkaliki, Jln. Sukajadi, Jln. Cihampelas, dan Jln. Sudirman, tidak terjadi kemacetan selama hujan deras turun. Di lokasi jalan tersebut, keadaan lalu lintas cenderung normal. Bahkan, di kawasan Jln. Cihampelas yang biasanya terjadi kemacetan setiap hari Minggu sore, masih cukup lancar.

Gedebage banjir

Kawasan lainnya yang menjadi langganan banjir adalah Jln. Soekarno Hatta dekat Terminal Peti Kemas Gedebage. Setiap hujan turun, kawasan tersebut hampir dipastikan terendam hingga mencapai batas ketinggian trotoar.

Genangan air di kawasan tersebut sering bertahan hingga satu bahkan dua hari, setelah hujan turun. Hal itu terjadi karena adanya pendangkalan dan penyempitan beberapa sungai dan anak sungai seperti Cinambo, Cisaranten, dan Cipamulihan.

Untuk kawasan Bandung Timur, banjir cileuncang pada umumnya terjadi sejak di Jln. Soekarno-Hatta depan kantor Damri hingga menjelang bundaran Cibiru. Jln. Raya Ujungberung tepatnya di sekitar Polres Bandung Timur juga seringkali tergenang air jika hujan turun.

Permukiman yang berada di utara maupun selatan Jln. Soekarno-Hatta, juga tak luput dari banjir. Jalanan di perumahan sekitar Riung Bandung, Margahayu Raya, hingga Ciwastra sering tergenang air. Jika hujan turun sangat deras, air hujan bahkan sering memasuki rumah dan bertahan selama beberapa hari. (A-68/A-115/A-131)***

Tidak ada komentar: