BANDUNG -- Kerusakan lingkungan yang terjadi di Kawasan Bandung Utara (KBU) Punclut semakin parah. Wali Kota Bandung dinilai tidak konsisten dalam menangani kawasan tersebut.
Kepala Divisi Advokasi Walhi Jabar, Dadang Sudardja, menjelaskan, sikap wali kota yang dinilai tidak konsisten itu terlihat dari berubahnya sejumlah lahan menjadi tempat komersil. Dia menyebutkan, salah satu contohnya adalah lahan seluas tujuh hektare di Kel Ciumbuleuit, Kec Cidadap, yang diubah menjadi Singapore International School.
Dadang menjelaskan, bangunan sekolah itu didirikan oleh pengembang PT Dam Utama Sakti. Dia menyebutkan, lahan tersebut saat ini telah berubah menjadi gersang.
''Wali Kota harus konsisten dalam menjaga kelestarian KBU karena kawasan itu memiliki nilai yang penting dalam kelangsungan lingkungan hidup,'' ujar Dadang saat ditemui di sela-sela kegiatan Penghijauan di Kawasan Punclut yang diselenggarakan Walhi Jabar, KMBB, dan DPKLTS, Senin (19/3).
Sementara itu, anggota Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan di Tatar Sunda (DPKLTS), R Aviant, menerangkan, lahan seluas 86 hektare di kawasan Punclut merupakan milik warga yang semuanya telah ada kepemilikan. Hal itu, kata dia, dibuktikan dengan adanya sertifikat.
''Ternyata, pemerintah kemudian membatalkan kepemilikan lahan warga. Namun yang patut disayangkan, lahan-lahan yang sertifikatnya telah dibatalkan itu malah diberikan kepada PT Dam Utama Sakti Prima,'' cetus Aviant. Karena itu, lanjut dia, lahan Punclut yang digunakan oleh PT Dam Utama Sakti untuk membangun Singapore International School, cacat hukum.
Selain itu, sambung Aviant, PT Dam Utama Sakti juga tidak menunjukkan itikad baik kepada warga. Hal itu tercermin dari belum dibayarkannya ganti rugi lahan yang layak kepada warga dalam waktu enam bulan.
Sementara itu, Ketua RT 5 RW 2 Kel Ciumbuleuit, Kec Cidadap, Rifki Nur Arifin, menjelaskan, warga telah mengelola kawasan itu sejak puluhan tahun silam. Karenanya, dia menyatakan keberatan dengan aktivitas pembangunan yang dilakukan pengembang. (lis )
Rabu, 19 Desember 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar