Berbagai kota di wilayah Jawa Barat sudah bekerja keras menata kotanya hingga lingkungannya terpelihara dari segala bentuk kerusakan dan pencemaran lingkungan. Adanya pergeseran lingkungan hidup telah mengakibatkan sebagian wilayah di Jawa Barat mengalami berbagai krisis lingkungan. Salah satu dampak yang begitu dirasakan sebagian masyarakat Jawa Barat adalah kesulitan untuk mendapatkan air bersih.
Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menata dan memelihara kelestarian lingkungan, dituding berbagai kalangan menjadi penyebab terjadinya krisis multidimensi yang berkepanjangan. Akibatnya, kepedulian masyarakat terhadap masalah lingkungan pun menurun. Hal ini hendaknya menjadi perhatian khusus Pemerintah provinsi (Pemprov) Jawa Barat dalam menata kembali wilayahnya dari berbagai kerusakan lingkungan, disamping menciptakan dan membangun budaya masyarakat dalam berwawasan lingkungan.
Salah satu kota di Jawa Barat, misalnya Kota Bandung, dalam rangka menghijaukan kotanya sebagai kota 'Bermartabat' (bersih, makmur, taat, dan bersahabat) melakukan upaya dan terobosan dalam menyukseskan program penghijauan kotanya. Slogan yang diangkat untuk gerakan lingkungan hidup itu adalah Tuang buahna, pelak sikina (makan buahnya, tanam bijinya).
Sebagai realisasinya, beberapa bulan lalu Wali Kota Bandung H Dada Rosada, telah mencanangkan green school (sekolah hijau), sumur resapan, dan sejuta bunga di SMPN 2 Bandung. Gerakan ini dicanangkan wali kota Bandung dengan maksud agar diikuti oleh seluruh SMP, MTs, SMA, SMK, dan MA se-Kota Bandung.
Dalam konteks ini, tidaklah berlebihan jika gerakan ini diikuti oleh kota-kota lainnya di Jawa Barat. Pasalnya, dalam upaya menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan hidup di Jawa Barat, sangatlah perlu adanya kerja sama yang baik antara Pemprov melalui Pemkot dan Pemkab dengan masyarakatnya sendiri. Tidakkah kita prihatin melihat sebagian masyarakat Jawa Barat mengalami kelangkaan air bersih, seperti yang menimpa Indramayu, dan kota-kota lainnya?
Berbagai permasalahan lingkungan, seperti bencana banjir, bencana kekeringan, tanah longsor, kebakaran hutan, masalah sampah, meningkatnya kadar polusi udara-merupakan masalah lingkungan yang bukan tergolong sepele. Karena tidak terselesaikannya atau berlarut-larutnya masalah lingkungan akan menghancurkan potensi pemenuhan generasi mendatang. Termasuk adanya kemerosotan kualitas lingkungan bisa berdampak global pada kenyamanan lingkungan, khususnya dalam kehidupan manusia.
Pembangunan di Jawa Barat hendaklah dapat memperhatikan ekosistem di sekitarnya. Janganlah eksistensi lingkungan dikesampingkan atas nama berbagai pembangunan yang mendirikan beragam gedung dan penataan kota, tanpa menghiraukan kelestarian dan kenyamanan lingkungannya. Menyikapi hal ini, sebagai warga Jawa Barat yang baik dan anggota masyarakat yang cinta lingkungan, paling tidak kita secara etika (moral) ikut berpartisipasi pada setiap program yang berkait dengan kelestarian lingkungan hidup yang dicanangkan oleh pemerintah daerah setempat.
Upaya pelestarian
Upaya dalam menata dan memelihara kelestarian lingkungan di Jawa Barat, tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah daerah saja. Lebih jauh, masyarakat pun mempunyai peranan penting dalam rangka mewujudkan hal tersebut. Salah satunya, dengan pola pendidikan melalui berbagai penyuluhan tentang pentingnya dalam pemeliharaan lingkungan.
Menciptakan kesadaran masyarakat yang mempunyai wawasan lingkungan yang luas merupakan fondasi dalam menjaga kondisi lingkungan agar benar-benar jauh dari berbagai sumber pengrusakan dan pencemaran lingkungan. Karena pada dasarnya, masalah lingkungan yang mengakibatkan kerusakan lingkungan disebabkan oleh tangan-tangan manusia itu sendiri.
Dengan pola pendidikan, melalui sekolah-sekolah atau pun adanya penyuluhan langsung ke masyarakat dengan secara sunguh-sungguh, akan terciptalah budaya masyarakat yang mempunyai kesadaran lingkungan yang tinggi. Dengan kata lain, etika lingkungan akan menjadi pilar dalam setiap pembangunan di Jawa Barat. Dengan etika lingkungan, kita tidak saja mengimbangi hak dan kewajiban terhadap lingkungan, tetapi lingkungan juga akan membatasi tingkah laku dan upaya mengendalikan segala bentuk kegiatan pembangunan agar tetap berada dalam batas-batas kepentingan lingkungan hidup kita.
Masyarakat yang berwawasan lingkungan dengan etika atau moral lingkungan yang tinggi benar-benar dibutuhkan dalam setiap pembangunan di Jawa Barat, selain adanya penegakan hukum lingkungan secara tegas dan terarah. Lebih jauh, dengan mengacu pada hal tersebut, setidaknya wawasan lingkungan maupun ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) akan mengarah pada pemeliharaan dan pelestarian lingkungan hidup.
Masalah lingkungan, seperti halnya krisis air bersih yang menimpa sebagian wilayah di Jawa Barat, memang merupakan permasalahan global. Bukan saja menimpa Jawa Barat, namun sebagian wilayah di seluruh Indonesia pun juga ikut merasakan. Walaupun sering dilanda banjir di musim penghujan, daerah di Jawa Barat dalam sekuen waktu tertentu juga mengalami kelangkaan air bersih, terutama untuk pertanian. Hal ini merupakan bukti konkret akibat kurangnya kesadaran kita dalam berwawasan lingkungan. Bilamana hal ini dibiarkan, ia akan berpengaruh terhadap kualitas kesehatan masyarakat sendiri.
Untuk itu, reformasi sektor air menjadi suatu keharusan dalam mencapai tujuan pemenuhan hak (akses) atas air bagi semua. Secara nasional tujuan ini dicanangkan pemenuhannya pada 2015. Dengan demikian, sangatlah perlu adanya evaluasi secara menyeluruh dan independen tentang swastanisasi (sektor swasta) air selama ini, juga dalam menganalisis kemungkinan alternatif bagi pelibatan konsumen.
Penghijauan lingkungan di wilayah Jawa Barat haruslah kembali diupayakan dan digalakkan. Bukankah sesungguhnya hal ini sudah menjadi tugas manusia pada umumnya? Pada pundak manusia terpikul sebuah amanah, dan tanggung jawab melestarikan bumi. Manusia sebagai khalifah fil-ardhi bertanggung jawab memakmurkan bumi atau menjadi pelaksana penghijauan lingkungan. Hal ini sesuai dengan dengan firman Allah SWT dalam Alquran yang berbunyi; Dan-Dialah yang menjadikan kamu di bumi, dan Dia menjadikan kamu penduduknya kepadanya (untuk memakmurkannya). (QS Hud : 61).
Adapun penggunaan dan perbaikan kulit bumi lewat penghijauan merupakan bagian dari kegiatan beribadah kepada Allah SWT. Hal ini sesuai pula dengan hadits Rasulullah SAW, yang berbunyi: Tidaklah seorang pun menanam pohon tanaman, kecuali Allah tulis baginya pahala (ganjaran) sesuai dengan buah (manfaat) yang dihasilkan oleh tanaman itu. (HR Ahmad).
Dengan demikian, penerapan penghijauan lingkungan di Jawa Barat mudah-mudahan bisa menjadi salah satu alternatif dalam menata kelestarian lingkungan di Jawa Barat. Selain juga adanya kesadaran masyarakat yang tinggi dalam memelihara dan melestarikan lingkungan hidup dari segala bentuk pengrusakan dan pencemaran lingkungan. Pembangunan Jawa Barat yang berwawasan lingkungan merupakan fondasi dalam menciptakan suasana keindahan dan kenyamanan lingkungan, terutama dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Jawa Barat secara keseluruhan.
Redaksi Kalam Jabar menerima kiriman naskah opini dari pembaca mengenai berbagai persoalan yang terjadi di wilayah Jawa Barat. Panjang naskah 7.500-8.500 karakter dikirimkan ke Jl Lengkong Kecil No 73 E Bandung disertai foto diri berwarna, alamat lengkap dan identitas diri yang masih berlaku. Bisa juga dikirimkan ke repbdg@republika.co.id, repbdg@yahoo.com atau repbdg@indosat.net.id. Redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah maknanya. Untuk tulisan yang bertema nasional, bisa ditujukan ke redaksi pusat di Jakarta..
Tergabung Dalam Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI), Bandung
(Budi Imansyah S )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar