SEORANG warga mencari barang-barang yang masih bisa diselamatkan dari genangan banjir di RW 32 Kel. Melong, Kec. Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Kamis (20/12) malam. Banjir tersebut terjadi akibat jebolnya dua titik kirmir penahan arus Kali Cikendal.* HAZMIRULLAH/"PR"
CIMAHI, (PR).-Enam rumah di Kel. Melong Kec. Cimahi Selatan Kota Cimahi, jebol diterjang banjir bandang yang berasal dari luapan air Kali Cikendal, Kamis (20/12). Sedikitnya 200 rumah lainnya terendam dengan ketinggian air mencapai dada orang dewasa. Tak ada korban jiwa dalam bencana tersebut.
Sejumlah warga yang ditemui "PR", Kamis (20/12) malam menyebutkan, banjir bandang itu terjadi mulai pukul 15.00 WIB. "Permukaan air kali tinggi sekali bahkan sampai melebihi jembatan. Padahal, di sini cuma hujan gerimis. Mungkin di girang sana hujannya deras," ujar Ade Burhanudin (43), seorang warga.
Aliran deras Kali Cikendal itu akhirnya menjebol dua titik kirmir penahan arus air sepanjang 6 meter, dengan ketinggian bervariasi, mulai dari 70 cm hingga 1,2 m. Akibatnya, empat rumah milik warga di RW 34 dan dua rumah di RW 32 jebol. "Sedikitnya 200 rumah terendam banjir," ujar Lurah Melong, Hamdani, ketika dihubungi melalui telefon selulernya, Kamis malam.
Hamdani menduga, banjir bandang itu terjadi lantaran ada penyempitan Kali Cikendal. Kali itu sendiri merupakan batas alam antara Kota Bandung dan Kota Cimahi. "Akibatnya, kali tak mampu menampung besarnya volume air yang datang dari hulu. Sepertinya, hujan di hulu deras sekali," ucapnya.
Berdasarkan pemantauan "PR", hingga pukul 21.00 WIB, warga korban banjir terlihat sibuk menyelamatkan barang-barang dari rumahnya masing-masing. Kendati demikian, tidak terlihat adanya konsentrasi pengungsi di tempat-tempat tertentu. "Ada yang mengungsi ke tempat saudara, ada juga yang memilih bertahan di loteng rumah," kata Asep Suhada (36), seorang korban banjir.
Hamdani mengatakan, pemerintah Kel. Melong menggunakan gedung serbaguna RW 33 sebagai posko penanganan banjir. Posko itu dijadikan sebagai tempat penyaluran bantuan, khususnya makanan, kepada semua korban banjir. "Kami juga membuat dapur umum di RW 15," katanya.
Semalam, Wali Kota Cimahi Itoc Tochija meninjau lokasi banjir bandang di tiga RW tersebut. Dia berpesan agar bantuan bahan makanan segera disalurkan kepada para korban. Itoc juga meminta agar posko segera didirikan. Tak hanya itu, ia memerintahkan agar dua titik kirmir yang jebol segera diperbaiki untuk mencegah terjadinya banjir susulan.
Mesin penyedot air
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Kota pada Dinas Tata Kota Cimahi, Boy Iman Nugraha menuturkan, tindakan yang diambil pemerintah adalah menyedot genangan air. "Kami menurunkan tiga unit mesin penyedot air dengan kapasitas dua liter per detik. Alhamdulillah, perlahan-lahan, genangan air mulai surut," tuturnya.
Tiga unit mesin penyedot air itu dioperasikan oleh sejumlah petugas dari unit pemadam kebakaran Kota Cimahi. Berdasarkan penuturan petugas, mereka tiba di lokasi menjelang magrib dengan menggunakan dua unit mobil pemadam kebakaran. "Alhamdulillah, genangan air sudah mulai surut. Kalau enggak disedot, bakal lama surutnya, Soalnya, air enggak bisa kembali lagi ke Kali Cikendal," katanya.
Arus air yang cukup deras juga merusak rumah penduduk dan gedung olah raga di Kel. Hegarmanah Kec. Cidadap, Bandung.
"Rumah milik Wartoyo dan Jajang jebol. GOR bulutangkis juga rusak diterjang air," kata Ketua RT X Oo Suparman, Kamis.
Selain itu, kata Oo, dua warga juga dilaporkan terluka akibat banjir yang melanda daerahnya. Sapta (17) terpaksa dilarikan RS Advent karena terkena pecahan kaca dari rumah yang rusak. Sementara Muhammad dibawa ke RS AURI karena terkena reruntuhan rumah yang jebol. (Dtc/A-125/A-136)***
Jumat, 21 Desember 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar