Rabu, 19 Desember 2007

Bukan Semata-mata Sambaran Petir

DIAKUI atau tidak, terjadinya kerusakan lingkungan hidup di Indonesia saat ini sudah melampaui batas. Rusaknya hutan di Kalimantan yang disebabkan kebakaran hebat, bukan semata-mata disebabkan petir. Akan tetapi, lebih disebabkan oleh tindakan manusia yang ceroboh terhadap alam serta eksploitasi hutan yang berlebihan dan tidak bertanggungjawab.
Perupa Herry Dim yang akan tampil Jumat (1/12) malamdalam Festival Sunan Ambu (FSA) II 2006 yang diselenggarakan Sekolah Tingg Seni Indonesia (STSI) Bandung, Jln. Buahbatu 212 Bandung, menyuguhkan seni instalasi dan pertunjukan seni yang diberi tajuk "Domonichino" (Tak Ada Lagi Surga di Bumi). Karya seni yang dikreasinya itu, antara lain mengetengahkan potret kehidupan tentang susah dan sesaknya bernapas orang-orang di Kalimantan sana akibat kepungan asap kebakaran hutan. Bahkan, warga Malaysia pun dibikin uring-uringan atas kejadian itu.
"Selain itu, saya akan mengungkapkan rasa prihatin atas bencana alam yang disebabkan kecerobohan manusia, yakni kasus lumpur Lapindo. Bencana itu, menyebabkan masyarakat di Sidoarjo kehilangan tempat tinggal, harta-bendanya, dan juga pekerjaannya sebagai petani. Saya terlibat dalam kegiatan ini, karena masalah lingkungan hidup adalah masalah kita semua!" ujarnya. Herry Dim September 2007 mendatang akan memamerkan sejumlah karya lukisnya di markas PBB New York, Amerika Serikat.
**
MEMBICARAKAN masalah lingkungan hidup, kata penyair Juniarso Ridwan yang juga diundang sebagai seniman maupun sebagai pembicara dalam acara tersebut, tidak bisa dilepaskan dari konteks rohani dan daya spiritual bangsa Indonesia. Apalagi, Indonesia sedang dilanda krisis berbagai sendi kehidupan.
"Orang yang suka merusak lingkungan hidup, adalah orang yang tidak peka terhadap daya rohani dan daya spiritual dalam dirinya. Demikian pula jika kebersihan sebagian dari iman benar-benar dijadikan acuan hidup, saya yakin tidak akan terjadi kerusakan lingkungan hidup seperti sekarang ini," katanya. Juniarso akan membacakan sejumlah puisinya dari antologi puisi "Segalanya Telah Berubah, Tuan!" pada acara tersebut.
Secara terpisah, Yanti Heryanti, panitia seminar lingkungan hidup yang akan digelar dalam acara FSA II 2006 Jumat ini mengungkapkan, sejumlah pembicara yang akan tampil antara lain Dr. Henri Bastaman (Kementerian Lingkungan Hidup), Wali Kota Bandung Dada Rosada, Kepala Divisi Advokasi dan Kampanye Walhi Jabar Dadang Sudardja, Mantan Sesdalopbang Solihin G.P., musikus Iwan Abdurachman, dan Kepala Dinas Tata Kota Bandung, Dr. Ir. Juniarso Ridwan. Tampilnya para pembicara tersebut, tidak hanya akan membicarakan tentang rusaknya lingkungan hidup di Indonesia, tetapi juga di Kota Bandung.
"Acara ini terbuka untuk umum. Yang bukan seniman boleh datang, karena masalah lingkungan hidup masalah kita semua. Pidato kebudayaan dari Sardono W. Kusumo yang digelar pada malam harinya membicarakan pula masalah yang sama dari kaca mata seniman," ujar Yanti. (Soni Farid Maulana/"PR")***

Tidak ada komentar: