BANDUNG -- Koalisi Masyarakat Bandung Bermartabat (KMBB) melaporkan Ketua Pemuda Pancasila (PP) Kota Bandung, Adi Mulyadi, ke Polresta Bandung Tengah pada Selasa (1/5) pukul 22.30 WIB. Dalam laporan itu, disebutkan telah terjadi tindakan intimidasi dan pelapor meminta perlindungan hukum.
Laporan ini bermula dari kedatangan sekelompok orang yang mengatasnamakan organisasi kepemudaan (OKP) ke Sekretariat Walhi Jabar, Jalan Bengawan No 82 Bandung. Kedatangan OKP pada Selasa (1/5) pukul 14.15 WIB ini berkaitan dengan aksi yang digelar KMBB beberapa waktu lalu. KMBB membuat pernyataan rapor publik wali kota Bandung di antaranya tentang sampah yang diberi nilai satu.
''Mereka meminta supaya kami tidak melakukan aksi serupa yang berhubungan dengan wali kota Bandung,'' ungkap Direktur Walhi Jabar, Deni Jasmara, kepada Republika Rabu (2/5). Ia menjelaskan yang dilaporkan hanya Adi Mulyadi. Karena dia yang memukul meja dan mengeluarkan ancaman.
Dalam siaran persnya yang diterima Republika menyebutkan ,OKP tersebut menilai pernyataan KMBB merupakan fitnah dan pencemaran nama baik wali kota. Jika aksi tetap dilakukan mereka mengancam membakar kantor serta menghabisi Ketua KMBB, Rahmat Jabaril.
KMBB menyatakan sangat menyesal atas kejadian ini. Namun pihaknya tidak akan berhenti untuk memberi pelajaran kepada pemkot agar Kota Bandung Bermartabat terwujud. Sedangkan aksi yang dilakukan tidak berhubungan dengan pihak tertentu.
Sementara itu, Ketua Divisi Advokasi dan Kampanye Walhi Jabar, Dadang Sudardja, menjelaskan, jika pernyataan yang dikeluarkan tidak berkenan, pihaknya membuka ruang jawab. Namun yang dilakukan Pemuda Pancasila (PP) dan Angkatan Muda Siliwangi (AMS) malah mengintimidasi.
Menanggapi laporan tersebut, Adi Mulyadi, akan menuntut balik. Karena KMBB telah melakukan pencemaran nama baik. Ia juga mempertanyakan yang datang ke kantor Walhi tidak hanya dirinya, namun mengapa hanya dia yang dituntut.
Adi menjelaskan, kedatangannya ke kantor Walhi untuk mempertanyakan maksud pernyataan KMBB. Karena selama ini, pihaknya menilai wali kota sudah bekerja sungguh-sungguh. Selain itu ia tidak bisa menerima jika pimpinannya dihina.
''Saya hanya melindungi pemimpin saya, masa dewan penasehat saya dihina, wajar dong kalau saya ingin menanyakan hal itu. Siapa yang senang pemimpinnya dihina,'' cetus dia saat dihubungi Republika melalui telepon genggamnya. ren
Jabar Deflasi 0,33 Persen
BANDUNG -- Berbeda dengan bulan-bulan sebelumnya yang selalu mengalami inflasi, pada April 2007 ini Jabar mengalami deflasi sebesar 0,33 persen. Dari tujuh kelompok pengeluaran, hanya kelompok bahan makanan yang mengalami deflasi sebesar 1,91 persen.
Deflasi yang terjadi serentak di tujuh kota pantauan Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar itu, diperkirakan karena menurunnya harga beras akibat panen raya pada April lalu.
''Kemungkinan besar Jabar pada April deflasi karena stok beras melimpah,'' ujar Kepala Bidang Statistik Distribusi, Drs R Maman Sukherman, Selasa (1/5).
Maman mengatakan, deflasi tertinggi terjadi di Sukabumi, yaitu sebesar 1,15 persen. Kemudian disusul oleh Kota Tasikmalaya sebesar 1,13 persen, Kota Banjar sebesar 0,86 persen, Kota Cirebon 0,85 persen, Kota Bekasi 0,62 persen, Kota Bogor 0,09 persen, dan Kota Bandung 0,01 persen.
Dari kelompok bahan makanan itu, sambung Maman, yang mengalami deflasi tertinggi adalah sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar 9,86 persen. Kemudian, disusul oleh sub padi-padian dan umbi-umbian sebesar 8,89 persen serta sub kelompok sayuran sebesar 3,90 persen. kie
Rabu, 19 Desember 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar